• RSS
  • Twitter
  • Linkedin

Saturday, January 19, 2013

Karena 'b' dan 'd' Bertautan....



Yang datang, suatu saat akan pergi. yang muncul, suatu saat akan hilang. yang peduli, suatu saat akan acuh. yang indah, suatu saat akan buruk. yang putih, suatu saat akan hitam. yang terang, suatu saat akan kelam. apa yang tetap tinggal? apa yang tetap berdiri tegak?
Sesuatu yang kuat pun memiliki kapasitas tersendiri sampai kapan ia akan bertahan untuk berdiri kokoh. sesuatu yang lembut pun memiliki batas tersendiri kapan ia akan berubah menjadi keras. sesuatu yang kecil pun tak akan selamanya menjadi kecil. ia akan tumbuh besar dan membuka cakrawala sebagai dunia barunya. sesuatu yang diam pun pasti akan bergerak dan melangkah pergi berjalan menyusuri tepi-tepi kerikil yang akan sakit diinjak untuk sesuatu yang seusianya. setiap hari, setiap si raja kuning menyeruak malu dari selimut gelapnya, setiap itu pula mereka-mereka akan sedikit demi sedikit berubah.
Elegi? elegi hanya kesenyapan yang tertuang dalam secangkir gelas yang akan habis sekali tengguk oleh mereka yang tidak mau mencoba. anggur yang manis pun bisa memabukkan jika tak dimakan dengan benar. melakukan hal yang menyenangkan pun bisa membosankan jika tidak ada kegagalan. merasakan lelah berjalan pun tidak melegakan jika tidak tergores dahan pohon dan terjatuh. bersuka cita pun bukan berarti tidak pernah bermandikan peluh. tersenyum pun bukan berarti tidak pernah menangis. mencintai pun bukan berarti pernah dicintai.
Lebam bukanlah luka. itu hanya bekas tekanan ataupun benturan sesuatu yang keras. bukankah berbenturan dengan sesuatu akan membuahkan kesadaran? dan bukankah kesadaran lahir dari kesabaran? hanya berbeda satu huruf yang juga merupakan hasil cerminan. huruf 'd' yang dicerminkan menjadi huruf 'b' ataupun sebaliknya. bukankah kesabaran tumbuh saat diri bercermin dengan sesuatu yang bertolak belakang dari kenyataan dan harapan? apakah sekarang diantara kesadaran, kesabaran, dan bercermin diri tersembunyi sebuah korelasi yang diam-diam saling terhubung dan terikat satu sama lain?
Pernah menjadi sesuatu yang lain? apakah semudah merobek lembaran yang sudah lama melekat pada sampul buku yang melindunginya? pernah mencoba sesuatu yang lain? apakah semudah menengguk segelas air panas yang masih mengepulkan asap? 
Bagaimana menjadi apa yang dinginkan itu tak pernah terlepas dari apa yang disebut sebagai perubahan. mereka yang kontra akan meninggalkan seseorang yang berubah dengan alasan klise. namun mereka yang mengerti akan senang hati mendorong seseorang untuk berubah. dan mereka-mereka itulah yang paham dan yang pernah merasakan sebuah 'perubahan'.