Seeya adalah seorang siswa kelas 9 SMP N 10 Jakarta. Sifat Seeya yang lebih senang menyendiri membuat ia dinilai sombong, sensitif, dan jutek oleh teman-temannya, sehingga ia dijuluki sebagai Miss. Jutek.
Suatu hari saat anak-anak sudah pulang, Seeya masih duduk termenung di bangku kelasnya. Kelas itu begitu sepi, sehingga Seeya bisa bebas menumpahkan seluruh perasaannya tanpa ada seorangpun yang tahu. Saat itu, sinar matahari yang sangat terik sampai menembus kaca kelas setia menemaninya.
Seeya : ( menerawang ke atas ) Uhh…kenapa sih hidup ini begitu kejam? Tidak ada seorangpun yang menyayangi dan mencintaiku. Ayah dan ibu juga begitu. Mereka selalu sibuk dan tidak pernah memberikan waktu untukku!!!
Sudah cukup lama Seeya berada di tempat itu. Tiba-tiba, Handphone-nya berdering. Ternyata ada telepon dari Ayahnya.
Seyaa : ( mengangkat telepon ) ya, Yah. Sebentar lagi aku pulang!
Seeya : ( mengeluh ) Ngapain juga sih, Ayah nyuruh aku pulang!
* * *
Keesokan harinya, di sekolah. Hari ini adalah hari bebas. Tapi entah kenapa Seeya merasa bosan dan terlihat lesu sekali. Mungkin itu karena semalam ia tidur terlalu malam.
Alika : ( memegang bahu Seeya ) Hey, Seeya? Kok kamu kelihatan lesu banget? Padahal sekarang kan hari bebas.
Seeya : Bukan urusanmu!
Alika : ( menggeleng kepala )
Lea : Alika... Alika… ngapain juga loe mau jadi temennya miss. Jutek! Dia itu kan psikopat! Hahaha… ya ngga Guyz?
Lea cs : Otomatis !!!
Rhea : Yo-i… Seeya kan punya kepribadian ganda! Ya kan?
Alika : ( berdiri ) cukup! Itu bukan urusan kalian!
Seeya : ( tersenyum sinis dan meninggalkan kelas )
Alika : ( memegang tangan Seeya ) Tunggu Seeya!
Seeya : Apa lagi sih? Kamu juga mau bilang kalau aku itu psikopat, hah? Silakan, aku ngga akan marah kok!
Alika : ( melepaskan tangannya ) Aku Cuma ingin kamu ngga sedih. Apa kita ngga bisa jadi teman?
Richi : Jadi teman miss. Jutek?! Ngga salah tuh, Ka? Makan kacang aja loe!
Sam : ( berdiri dan bersedekap ) Mungkin Alika udah gila ya? Mau jadi temennya miss. Jutek!
Seeya : Kalian bisa diam ngga sih?
Richi & Sam : Ngga!!!
Alika : Sudahlah! Richi, Sam, jangan bikin Seeya marah lagi!
Rhea : ( mengutak-atik ballpoint ) Biasa aja deh ! ngga usah sok sensitif gitu! ( membanting ballpoint ) Dasar cewe aneh!
Lea : Ya tuh… Seeya emang monster yang ngga karuan. Udah sombong, sensitif lagi! Ya ngga Guyz??
Lea cs : Otomatis!!!
Tidak kuat mendengar kalimat-kalimat yang memojokkan dirinya, tanpa pikir panjang Seeya melenggang keluar kelas dan pergi ke taman.
Sementara itu, di kelas Alika sedang sibuk mengerjakan PR-nya saat Tom, Richi, Lea, dan Rhea sedang merencanakan sesuatu.
Lea : Sam!!!
Sam : Ada apa?
Lea : Alika lagi ngapain tuh?
Sam : ( melihat ke arah Alika ) ngga tau.
Lea : Kita kerjain dia yuk?
Rhea : Eh…eh… lagi pada ngomongin apa sih?
Lea : Telat loe!!!
Rhea : ( menggaruk kepala ) Ya… maklum lah… aku lagi sibuk nih.
Richi : Rhea… biasa lah! Lea mau ngerjain si culun itu.
Rhea : Siapa? Alika?
Richi : Ya…
Lea : Kira-kira apa ya, yang bisa bikin Alika nangis?
Sam : Tampar aja! Kan seru.
Richi : Emm…gimana kalau kita tarik kerudungnya?
Lea : Owh… itu pelecehan seksual tahu… mending kita rebut dan kita umpetin aja tuh PR-nya si culun!
Rhea : Terserah kalian deh. Gue sih ikut-ikut aja. Tapi loe serius mau nglakuin itu?
Lea : Ya jelas lah!
Richi : Keren! Tapi, apa ngga terlalu kejam tuh?
Sam : Cuma ngumpetin aja kan ngga bunuh dia?!
Merekapun segera merebut PR yang sedang Alika kerjakan. Alika berusaha merebut kembali, tapi tak berhasil. Buku itu terlanjur dipegang dan langsung dimasukkan ke loker dan dikunci. Tak lama kemudian Seeya datang.
Lea : ( menyenggol Tom ) eh…eh…diam…Ada miss. Jutek tuh!
Seeya : Uh… ngapain loe lihat-lihat?
Rhea : Wess…jutek banget sih?
Seeya : Biarin. Mau jutek mau ngga itu bukan urusan loe! Yang penting ngga penting.
Hari ini PR harus dikumpulkan. Seeya ditugasi oleh gurunya untuk mengumpulkan PR di kelasnya.
Seeya : ( ke bangku Alika ) Mana PRmu?
Lea dan Rhea : ( tertawa )
Alika : Lea! Mana PRku?
Lea : PR? Mana kutahu!
Seeya : Cepetan mana PRnya?
Alika : Tadi Lea ngambil PRku.
Lea : Apa-apaan tuh? Asal nuduh, enak aja!
Alika : Astaga! Aku ngga fitnah kamu! Beneran deh!
Rhea : ( berdiri ) Ya ampun… kalau udah fintah orang, mana ada yang mau ngaku?!
Seeya : ( merapikan buku ) Ya udah deh, kalau emang ngga ada, kamu kumpulin besok aja…
Lea : Tumben! Miss. Jutek sabar banget.
Seeya : Kalian tuh bisa ngga sih sehari aja ngga ngejek gue?
Richi : Kayanya ngga bisa deh.
Sam : Eh, dari pada bertengkar, mending loe kumpulin aja tuh PRnya!
Richi : Okey ???
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Semua anak di kelas berhamburan keluar, kecuali Alika, melihat Alika yang sedang sedih Seeya mendekat ke bangku Alika.
Seeya : Apa kamu masih sedih?
Alika : (terkejut) Hah!
Seeya : Kenapa? Kaget lihat gue?
Alika : Ngga kok. Aku cuma heran aja lihat kamu mau ngobrol sama aku.
Seeya : Heran? Emang gue nakutin apa?
Alika : Ya ngga sih. Cuma…
Seeya : Jutek? Kalau itu sih udah biasa. Al, apa kamu pernah merasa kesepian?
Alika : Pernah. Tapi, menurutku sih itu biasa aja. Karena, setiap orang kan pernah merasa kesepian. Kenapa kamu tanya kayak gitu?
Seeya : Ngga apa-apa. Gue cuma tanya aja. Al, apa kamu mau jadi temenku?
Alika : Serius?
Seeya : ( Menganggukkan kepala )
Alika : Baiklah! Mulai sekarang kita jadi teman. Okey?
Seeya : Okey…
Sejak saat itu, mereka berdua berteman. Entah apa yang menyebabkan Seeya mau berteman dengan Alika. Tapi, mulai saat itu Seeya merasa tidak kesepian lagi. Senyum dan tawa selalu terpancar dari wajahnya, terdengar di kelas dan mengisi keheningan. Tapi, tak lama kemudian Lea, Rhea, Sam, dan Richi menghampiri mereka.
Richi : Wow…tumben banget loe main bareng sama Seeya?
Seeya : Emang salah?
Lea : S-A-L-A-H. Salah… ngerti?
Seeya : ( berdiri ) emang loe siapa? Loe bukan siapa-siapa gue kan? Kalau salahpun, itu bukan urusan loe!
Rhea : Idih… jutek amat sih!!!
Seeya : ( kembali duduk ) Biarin. Bukan urusan loe!
Rhea : Eh, loe tuh manusia apa bukan sih?
Seeya hanya terdiam. Sementara itu Alika sibuk dengan bekal makan siangnya yang dia bawa dari rumah.
Lea dan yang lain kembali ke bangku Lea. Seperti biasa. Untuk mengobrol.
Lea : Sam, Rhey, lihat tuh si culun!
Sam : Huuh… aneh banget ya, udah gede masih bawa bekal.
Richi : Cape deh… kaya anak kecil aja.
Rhea : ( berbisik ) Kita kerjain dia lagi yuk?
Sam : Jangan dulu deh! Ngga seru kalau kita kerjain dia sekarang.
Lea : Kenapa ngga seru?
Sam : Soalnya ada Seeya.
Richi : Ya juga ya. Ntar kalau Seeya tahu kita ngerjain Alika, bisa ngamuk dia. Ntar mukanya tambah ngga karuan. Hehehe…
Rhea : ( memegang kepala ) justru itu yang bikin seru. Reaksinya Seeya itulah yang kita tunggu-tunggu.
Lea : Udah lah, dari pada bingung, mending ke kantin lagi aja. Gue laper nih.
Richi : Ya udah lah. Kita pikirin itu nanti. Eh, Lea traktir gue ya… uang gue abis nih…
Sam : Gue juga ya…
Rhea : Kalian mau pada kemana?
Lea : Kantin.
Rhea : Gue ikut ya. Tapi, ngerjain si culun kapan?
Lea : Tahun depan!!!
Rhea : Serius nih?
Richi : Udah jangan ribut lagi. Gue pusing liat kalian ribut terus.
Hari bebas memang sangat menyenangkan bagi Lea cs. Karena, mereka berempat bisa bebas ke kantin, bebas dari pelajaran. Tapi, menurut Seeya hari bebas adalah hari yang membuat ia selalu kesepian. Setiap hari bebas ia selalu mendapat kesialan.
Melihat Alika yang sibuk dengan bekalnya, mengingatkan Seeya akan kedua orang tuanya. Alika yang heran melihat Seeya melamun, langsung menawarkan bekalnya pada Seeya.
Alika : ( menunjukan isi bekal ) kamu mau ini?
Seeya : Ngga ah, makasih. Gue dah kenyang kok.
alika : Beneran?
Seeya : Bener. Apa yang buat bekal itu ibumu?
Alika : Ya… emm setiap pagi ibuku selalu membuat bekal untuk aku. Padahal aku paling benci bawa bekal. Tapi, mau ngga mau aku harus bawa.
Seeya : Enak ya punya ibu kayak ibumu.
Alika : Ada enaknya, ada juga ngganya. Aku seperti dimanja.
Seeya : Ya itu berarti ibumu sayang kamu. Ya udah, aku ke bangkuku dulu ya.
Alika : Ya…
Ketika Seeya sedang asyik menulis sesuatu dalam buku hariannya, Lea cs masuk kelas.
Lea : ( berbisik ) Woi, ada mangsa tuh. Kita kerjain yuk?
Sam : Ayo…
4 sekawan itu mendekati Alika. Rhea langsung menjatuhkan bekal Alika. Seeya yang melihat kejadian itu langsung menuju meja Alika.
Seeya : ( menggubrak meja ) Cukup!!!
Lea : ( menggubrak meja ) Heh! Apa urusan loe? Ini hak gue. Mau gangguin siapa aja, itu bukan urusan loe!
Seeya : Itu emang bukan urusanku. Tapi, tolong jangan sakitin dia.
Richi : Oiya? Kata siapa? Apa ada Undang-Undang yang ngatur tentang itu?
Rhea : Emang loe siapa?
Seeya : Aku emang bukan siapa-siapa. Tapi, dia temenku. Kalian boleh benci aku, tapi tolong, jangan sakitin dia. Kalian boleh kerjain aku sampai mati. Tapi, jangan buang bekal itu!
Rhea : Oh… jadi gitu?
Rhea menampar Seeya. Richi, Sam, dan Lea terkejut melihatnya. Sementara itu Alika langsung mendekati Seeya.
Alika : ( menunjukan jari ke muka Lea cs ) Hey, kalian kejam banget sih?
Rhea : ( menyingkirkan tangan Alika ) Kejam ?!
Seeyapun melepaskan pegangan Alika dan berlari keluar kelas sambil menangis. Dan Alika mengejar Seeya. Lea cs tertawa terbahak bahak.
Lea : Hebat banget loe. Bisa bikin si jutek nangis.
Sam : Asyik juga ya…
Rhea : Hebat kan gue?
Richi : ( memandang meja Seeya )
Sam : Richi lagi ngapain sih?
Richi : Ngga apa-apa.
Rhea, Sam, dan Leapun kembali ke bangku Rhea. Richi tidak ikut bersama mereka. Ia masih penasaran apa yang ada di meja Seeya. Iapun mendekat ke meja Seeya. Richi mengambil buku harian Seeya. Halaman demi halaman telah ia baca. Richi menyadari bahwa perbuatannya dan teman-temannya itu salah. Ia mengira bahwa Seeya sombong dan menyebalkan. Tapi, ternyata Seeya melakukan ini semua karena Seeya kesepian.
Richi : ( kaget ) Ya ampun! Ternyata aku telah salah menilai Seeya. Seeya melakukan ini semua karena ia kesepian. Gue harus ngomong sama yang lain.
Richi segera ke bangku Rhea. Lea dan yang lain sedang bermain-main. Richi langsung bercerita.
Richi : Eh, gue mau ngomong sesuatu nih…
Lea : Entar aja deh. Lagi sibuk.
Richi : Ini penting banget.
Rhea : ( Menghampiri Richi ) ya udah. Buruan!
Richi : Ternyata Seeya tak sejelek yang kita kira. Dia cuma ingin jadi temen kita.
Sam : Jadi kamu belain dia?
Richi : Ya ngga lah. Kalau kalian ngga percaya baca ini! ( memberikan buku harian Seeya )
Rhea, Lea, dan Tom terkejut setelah membaca isi buku itu. Mereka benar-benar tak menyangka mereka setega itu pada Seeya. Padahal Seeya hanya ingin jadi teman mereka. Merekapun memutuskan untuk mencari Seeya besok di sekolah.
***
Di sekolah mereka tidak melihat Seeya. Rhea bertanya pada Alika.
Rhea : Al, mana Seeya?
Alika : Dia ngga masuk sekolah karena kecelakaan. Aku dapat surat izin dari dokter, ia ngga masuk 3 hari, karena dalam masa pemulihan.
Lea : Ya ampun!!!
Alika : Emang kenapa?
Sam : Kita mau minta maaf sama dia. Selama ini kita udah salah sama dia.
Alika : Oh… gini aja. Tiga hari ke depan, hari saat Seeya masuk adalah hari ulang tahunnya. Kita buat surprise aja. Sebagai tanda minta maaf kalian.
Lea : Ide bagus tuh… boleh… ya ngga Guyz??
Lea cs : Otomatis !!!
* * *
Tiga hari kemudian, tepat sekali. Seeya sudah masuk sekolah. Ia berharap tidak ada kejadian aneh lagi yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya.
Saat membuka pintu, ia sangat terkejut. Semua teman-temannya, termasuk Lea cs menyanyikan lagu Happy Birthday untuknya.
semua : Happy birthday!
Seeya : Kalian?
Lea : Udah ngga usah bingung.
Rhea : Kita semua mau minta maaf sama loe. Kita udah salah menilai loe.
Seeya : Ngga apa-apa kok.
Sam : Kamu mau maafin kita?
Seeya : ( menganggukkan kepala)
Richi : Wah,, baiknya.
Rhea : (memegang bahu Seeya ) kita mau jadi temen loe.
Seeya : Beneran?
Rhea : Ya iya lah…
Seeya : Ya udah. Mulai sekarang kita jadi sahabat aja ya. Jangan ada lagi permusuhan diantara kita. Udah ngga ada lagi jahil-jahilan satu sama lain. Janji?
Lea cs : ( menunjukkan kedua jarinya ) kami janji.
Lea : Ya ngga Guyz?
Lea cs : Otomatis!!!
Seeya : ( tertawa )
Lea cs : Horee… otomatis???
Semua : Romantis!!!
Akhirnya, mereka semua menjadi sahabat. Tidak ada lagi permusuhan, pertengkaran, tampar-tamparan, ataupun yang lainnya. Kini semuanya bersatu menjadi sahabat selamanya.