Sejak saat itu…
Sejak kita dipertemukan
Hanya gelak tawa ringan yang ingin terlontar
Dalam hati kubertanya
Dalam angan kuberpikir
Apakah hidup tengah mencoba mempermainkan hidupku?
Hari-hari kulewati bersamanya
Setiap sudut kita langkahi
Namun tetap seperti awal berjumpa
Hampa yang hanya kurasa
Tawaku dan tawanya sama sekali tak terbias
Bahkan mungkin senyum-pun enggan
Hanya kepura-puraanlah yang selalu terpampang
Dan hanya topeng yang membungkus muka kami
Bukan diri kami sebenarnya…
Jujur aku muak dengan semua ini
Aku ingin lepas dari sandiwara ini
Aku ingin keluar dari peran utamaku
Aku hanya ingin menjadi figuran di sebuah lelucon ini
Tapi putus asa kini telah mengepungku
Memberontakpun aku tak kuasa
Tapi apa yang kulihat?
Hanya dia yang kini tengah tertawa
Tak pernah sekalipun mencoba mengulurkan tangan
Seharusnya dari awal aku tahu
Bahwa sebenarnya dia itu bukanlah apa-apa
Hanya benalu yang singgah sementara
Untuk sekadar melepas lelahnya
Tapi mengapa aku menjaga bahkan merawatnya?
Karena aku yakin dia bersahabat
Karena aku rasa dialah yang terbaik
Cuma itu yang bisa ku jawab
Tak ada alasan lainnya
Ini adalah kesekian kalinya aku melakukan kesalahan
Kesalahan kecil namun teramat menyakitkan
Tak tahu aku yang bodoh atau mereka-lah yang lihai menguasaiku
Oh Tuhan…
Mengapa hidupku selalu dirundu duka?
Aku akui aku kalah dalam cerita ini!
Dan aku akui peranku telah selesai kini!
Akupun mengakui aku sangat menghayati peran ini hingga aku terbawa kedalamnya!
Bahkan aku terang mengakui aku akan pergi setelah ini!
Tapi aku hingga kini enggan mengakui dia!
Sampai aku menutup mata-pun aku enggan mengakuinya!
Dia-lah yang menghancurkan hidupku, anganku, harapanku, semuanya!
Tuhan…
Mengapa aku lemah dalam kondisi seperti ini
Dalam keseharianku aku tak pernah merasa selemah ini
Apa lagi dihadapannya…
Tak apa jika aku tersakiti
Tak apa pula jika aku terkhianati
Namun aku tak terima jika aku kalah karenanya
Tuhan…
Buanglah dia jauh-jauh dari hadapanku!
Hapuskan namanya dariku
Lebih baik aku berusaha mengalahkan rinduku daripada harus mengalahkannya
Jujur aku muak padanya dan semuanya!
Sejak kita dipertemukan
Hanya gelak tawa ringan yang ingin terlontar
Dalam hati kubertanya
Dalam angan kuberpikir
Apakah hidup tengah mencoba mempermainkan hidupku?
Hari-hari kulewati bersamanya
Setiap sudut kita langkahi
Namun tetap seperti awal berjumpa
Hampa yang hanya kurasa
Tawaku dan tawanya sama sekali tak terbias
Bahkan mungkin senyum-pun enggan
Hanya kepura-puraanlah yang selalu terpampang
Dan hanya topeng yang membungkus muka kami
Bukan diri kami sebenarnya…
Jujur aku muak dengan semua ini
Aku ingin lepas dari sandiwara ini
Aku ingin keluar dari peran utamaku
Aku hanya ingin menjadi figuran di sebuah lelucon ini
Tapi putus asa kini telah mengepungku
Memberontakpun aku tak kuasa
Tapi apa yang kulihat?
Hanya dia yang kini tengah tertawa
Tak pernah sekalipun mencoba mengulurkan tangan
Seharusnya dari awal aku tahu
Bahwa sebenarnya dia itu bukanlah apa-apa
Hanya benalu yang singgah sementara
Untuk sekadar melepas lelahnya
Tapi mengapa aku menjaga bahkan merawatnya?
Karena aku yakin dia bersahabat
Karena aku rasa dialah yang terbaik
Cuma itu yang bisa ku jawab
Tak ada alasan lainnya
Ini adalah kesekian kalinya aku melakukan kesalahan
Kesalahan kecil namun teramat menyakitkan
Tak tahu aku yang bodoh atau mereka-lah yang lihai menguasaiku
Oh Tuhan…
Mengapa hidupku selalu dirundu duka?
Aku akui aku kalah dalam cerita ini!
Dan aku akui peranku telah selesai kini!
Akupun mengakui aku sangat menghayati peran ini hingga aku terbawa kedalamnya!
Bahkan aku terang mengakui aku akan pergi setelah ini!
Tapi aku hingga kini enggan mengakui dia!
Sampai aku menutup mata-pun aku enggan mengakuinya!
Dia-lah yang menghancurkan hidupku, anganku, harapanku, semuanya!
Tuhan…
Mengapa aku lemah dalam kondisi seperti ini
Dalam keseharianku aku tak pernah merasa selemah ini
Apa lagi dihadapannya…
Tak apa jika aku tersakiti
Tak apa pula jika aku terkhianati
Namun aku tak terima jika aku kalah karenanya
Tuhan…
Buanglah dia jauh-jauh dari hadapanku!
Hapuskan namanya dariku
Lebih baik aku berusaha mengalahkan rinduku daripada harus mengalahkannya
Jujur aku muak padanya dan semuanya!




0 komentar:
Post a Comment